Mobil-mobil halus berwarna hitam datang dan pergi di gerbang hotel Hermes
Lelaki-lelaki yang kebanyakan berjas hitam susul-menyusul menuruni mobil
Sepatu mengkilap dan telepon genggam besar seakan menjadi iconnya
Aku mengamati dari dekat, berdiri di keteduhan pohon yang mulai meranggas bersama seorang teman berdarah Italia
Kami tengah menunggu jemputan yang tak kunjung datang karena jalan umum dialihkan untuk memberi kelancaran mereka yang bermobil hitam
Kudengar sayup-sayup percakapan dua lelaki di belakang sebuah mobil
Katanya pak Presiden mengundang para petinggi untuk bersua di hotel Hermes pagi ini
Mobil-mobil hitam kian hilir mudik datang dan pergi
Lelaki-lelaki berbaju hitam kian cepat jalannya, terburu-buru tepatnya
Namun ada yang ganjil, tak satupun tampak perempuan
Suasana sangat laki-laki
Aku merasa di dunia antah berantah
Negeri Samudra Pasai yang lekat dengan Cut Nya’ Dien dan para perempuan pemberani, inong bale, terasa lain wajahnya
Jejak para perempuan itu seperti hilang ditelan bumi
Tertutup oleh mereka para pemimpin laki-laki
Hotel Hermes, 24 Februari 2009
Sabtu, 07 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar