Rabu, 24 September 2008

BULUKUMBA MENGUSIK

Kuterpana melihat wajah tenang namun penuh energi dan keyakinan
Sebuah gelora bak kawah merapi dibalut dalam kesederhanaan
Jujur aku cemburu melihatnya
Gelora itu pernah aku rasakan sebelumnya, tumbuh dan bersemayam dalam diriku
Namun kini, kalbuku begitu kerontang.
Hanya kegelisahan tanpa greget yang ada padaku.

Bulukumba mengusikku tuk kembali melihat perjalanan hidupku, kesejatian hidup dan sejumlah pertanyaan lain tentang dunia.
Lorong-lorong kampung, tanah becek, rumah-rumah panggung beratap kajang, mata-mata bening penuh kesederhanaan, dan…mutiara itu…..membuatku tertunduk dalam diam.

Kutersadar dalam ketidakberdayaan.
Namun secercah cahaya selalu hadir di lubuk hati.
Sekecil apapun yang kulakukan semoga bermanfaat dan bukan maksiat.
Aku tahu, aku bukan siapa-siapa.
Aku hanya setitik debu yang punya mimpi untuk memahami dunia.
Dan kuingin mencari mimpi itu dalam diriku

Bulukumba, 21 Juni 2003

Tidak ada komentar: