Rabu, 24 September 2008

HARU

Bergantian wajah-wajahmu menghiasi lamunanku
Ungkapan rindu nan ceria mengalir melalui teleponku
Lelah raga dan jiwa ini terobati sudah

Tapak kaki dan gelisahku kau sambut penuh arti
Senyumanku kau balas dengan madu
Betapa bahagia diriku menerima semua ini Puji syukur terucap dari bibirku yang gemetar
Kutersenyum dalam haru

Ah…..ternyata masih banyak permata-permata yang dengan tulus menebarkan kasih
Sebuah kasih yang melintas batas identitas, namun justru dengan kasih ini identitas-identitas muncul begitu anggun, tanpa harus dikumandangkan kepada khalayak
Sebuah kasih yang meluluhkan ke-aku-an
Sebuah bukti, bahwa apa yang diperbuat bukan untuk dilihat oleh dunia, namun untuk mempengaruhi dunia, walaupun dunia itu sebatas keluarga sekalipun

Aku bangga, dalam rentang hidupku, aku sempat mengenal permata-permata langka di tengah kepongahan dunia
Aku bangga pernah berdialog dengan mereka dalam kasih
Tak ragu aku berkata, sebuah kekuatan putih yang dahsyat dapat lahir dari gerakan permata-permata di jalan Pedati, yang energinya akan merembes tuk menebarkan hawa kemanusiaan, semangat hidup, kerja keras dan kasih putih
Terima kasih teman
Telah kau torehkan mosaik indah dalam perjalanan hidupku yang singkat ini
Semoga apa yang kita lakukan, bermakna

Jakarta, 25 Februari 2005

Tidak ada komentar: