Rabu, 24 September 2008

GAIA MENEMBUS

Dingin udara subuh menyergap raga
Kubuka jendela lebar-lebar
Keremangan pagi dan cahaya jingga di ufuk timur perlahan menerang
Burung-burung kecil begitu riang bercanda di atas atap
Kicaunya melengkapi keindahan yang akan terulang esok hari
Sejenak, kunikmati maha karya alam
Begitu tenang dan menyejukkan

Sejenak, kulupakan kepenatan kerja dan hidup
Kulupakan mimpi-mimpi yang selama ini selalu mengusik
Kulupakan juga dosa-dosa yang menggelayut di sekujur tubuh
Jiwa yang tenang dan merasakan kehadiranku secara sadar di dalam gaia

Alangkah nikmat anugrah subuh yang tak tiap hari kutemui
Kurasakan diriku menyatu dalam gaia
Energi-energi itu menembus ruang-ruang dalam pori-pori kulit, otot, pembuluh darah, kepala, mengalir serentak ke sekujur tubuh dan memunculkan sebuah sensasi keindahan
Inikah energi surgawi dalam keduniaan itu?
Kuserap kekuatan itu dalam ketenangan, sederhana dan pasrah
Pelan namun mengalir dalam kekuatan yang melegakan
Kesejukan yang luar biasa indah berlangsung beberapa saat lamanya
Hingga terang merangkak ke atas, diiringi birunya langit, kabut tipis dan berhentinya kicau burung di antara ranting pohon sukun

Jakarta, 5 Januari 2006

Tidak ada komentar: