Rabu, 24 September 2008

TUBUH

Ringan kutarik nafas, kehembuskan sepenuh jiwa dalam kepasrahan
Kupusatkan pikiranku pada paru-paru, jantung dan pembuluh-pembuluh darah yang mengalir deras namun lembut di sekujur tubuhku
Sambil terpejam, kurasakan hangat mengalir di sekujur tubuh
Kosong…..ringan……dan pasrah pada gerak ilahiah

Gerak ilahiah itu sering kulupakan
Gejolak pikiran dan nafsu jiwa membuatku melupakan tubuh
Ia seakan begitu asing bagiku
Tak jarang ku mengumpat, mengeluh dan merajuk ketika tubuh terasa sakit
Tanpa sadar, tubuh telah menjadi korban

Tubuh, alangkah kejam aku pada dirimu
Ingin kutebarkan kasih pada banyak tubuh dan jiwa manusia lain
Namun sering kulupakan dan kusakiti tubuhku sendiri
Karunia ilahi yang begitu mulia dan indah ini seakan kucampakkan begitu saja, kuracuni dengan makanan yang merusak, kuhirup udara yang korosif, kusalahkan dia ketika sakit, kueksploitasi dia ketika jiwaku terpuruk………….
Betapa bodoh diriku

Apalah artinya aku tanpa tubuh?
Siapakah aku tanpa tubuh?
Mampukah aku berkarya tanpa tubuh?
Bagaimana aku bisa mengekspresikan beribu imagiku tanpa tubuh
Aku ternyata sangat bergantung pada tubuh indah ini
Tubuh yang tanpa sadar telah kuanaktirikan

Tubuh……
Sakitmu telah menyadarkan pikiran dan nafsu liar yang penuh kekerasan padamu Sakitmu mengingatkan pikiran dan nafsu untuk berjalan seirama denganmu
Sakitmu adalah teguran dari Sang Suci akan kedirian pikiran dan nafsu
Tak pantas kumengeluh sakit apalagi mengumpat
Karena aku telah mencampakkanmu

Tubuh….
Mulai kini kau adalah aku
Aku adalah tubuh, pikiran, nafsu dan energi suci yang membuat hidup
Kita tak terpisahkan dalam jalinan kesalingbergantungan, sampai ajal melepaskannya
Ingin kucintai semua penyusun ‘Aku’
Dan ingin kutebarkan pula cinta pada semua penyusun ‘Mereka’
Hingga jalinan kesalingbergantungan itu ada dalam ‘kita’
Yang akan mewarnai evolusi maupun revolusi suci dalam keduniaan yang ilahiah

Tubuh………. Adalah mahakarya dan citra ilahi

Jakarta, 25 Juli 2004

Tidak ada komentar: