Selasa, 25 November 2008

Evolusi

Hamparan sawah hijau membentang di depan mata

Semilir angin menghembuskan udara desa yang segar

Sesekali terdengar suara burung di pucuk pohon kepundung di samping rumah

Begitu lengang, damai dan sederhana


Lima belas tahun sudah kutinggalkan desa ini

Semua sudut hampir tak berubah

Seluruh warga desa telah bangkit

Kemiskinan tak lagi melilit seperti masa lalu

Ketika kami harus menanam tebu tanpa imbalan layak

Ketika kami harus menjadi buruh di lahan sendiri

Ketika kami harus mengais hasil bumi dari kebun untuk sekedar bisa makan 3 kali sehari

Ketika kami harus menjemur gaplek untuk persiapan paceklik

Ketika kami harus berlomba dengan hujan untuk menjemur sampah daun bahan bakar membuat gula merah

Ketika Bapak harus memanjat 13 pohon kelapa tiap subuh dan maghrib untuk memperoleh air nira

Ketika ibu dan bibiku harus menjadi buruh penumbuk padi untuk 3 cangkir beras tumbuk

Ketika aku, kakak dan bapakku harus memancing ikan di sawah di bawah terik matahari dan nyuluh ikan di sepanjang parit sawah ketika malam tiba, untuk memperoleh cukup lauk yang bergizi

Ketika kami harus berjalan tanpa alas kaki ke pasar Ngagrong, melintasi lautan pasir muntahan Merapi, membawa tikar hasil anyaman ibu, dan pulang membawa sekantong kerupuk dan cethithet

Ketika aku selalu berjalan di belakang ibu, tanpa alas kaki, baju sederhana yang sedikit lusuh, memegangi kain ibuku yang berparas jelita dan penuh perjuangan hidup

Ketika aku begitu bahagia menikmati alam, bermain layangan di jalan berumput tebal, naik kerbau di senja hari, mengais ikan di sungai kering kala kemarau tiba, menembus kabut tebal di pagi hari dalam perjalanan ke sekolah, menunggu lebaran dengan baju baru hasil jahitan ibuku


Ah……..semuanya begitu sederhana, bergulir setapak demi setapak, melintasi waktu

Evolusi kehidupan pun berjalan

Dan kini kuhidup di sebuah dunia maya bagi banyak orang, namun nyata bagi sebuah sistem besar yang menindas

Sebuah dunia ide, filsafati dan mimpi, yang kucoba terjemahkan untuk membuatnya terjamah dan menyentuh kehidupan duniawi untuk alasan surgawi dalam keduniaan dan setelah kematian menjemput


Granting, 1 November 2005

Tidak ada komentar: